aren
arenga
menoreh
palm zuiker
Potensi aren Menoreh
August 12, 2015
Gula kristal aren Menoreh
Tanaman aren dianggap mengganggu saat tumbuh di lahan produktif, karena daunnya yang lebat bisa menghalangi sinar matahari yang dibutuhkan oleh tanaman pertanian atau perkebunan milik masyarakat. Hingga kemudian para petani lebih memilih menebang pohon-pohon aren mereka.
Aren merupakan tanaman yang sering dijadikan simbol kemanfaatan, karena hampir semua bagiannya bisa dimanfaatkan untuk kehidupan manusia. Daun dan sabutnya bisa dijadikan bahan atap bangunan, batangnya bisa dijadikan bahan makanan, buah kolang-kaling tentu tak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat kita karena sering terhidang sebagai campuran aneka minuman. Lalu para petani juga menyadap nira aren untuk dibuat gula. Orang-orang biasa menyebutnya "arenga palm sugar/ palm zuiker".
Lalu mengapa orang-orang di Menoreh memilih menebang aren di kebun mereka? Apakah tanaman aren kini tidak lagi bermanfaat? Saya pikir permasalahannya hanya pada kemauan untuk menggali manfaat aren lebih dalam. Selanjutnya potensi besar tanaman aren di Kawasan Menoreh perlu digarap dengan serius. Gula aren misalnya, yang kini permintaan pasar kian meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan kebutuhan akan bahan pemanis yang sehat. Sayangnya penyadap nira aren kian sedikit. Itupun didominasi generasi tua.
Menyadap nira aren memang membutuhkan teknik yang lebih rumit ketimbang menyadap nira kelapa. Namun sebenarnya hasil dari produksi gula aren yang diperoleh akan jauh lebih besar dibanding gula kelapa. Menurut cerita masyarakat menyadap satu pohon aren untuk satu periode saja bisa seharga seekor kambing PE (Peranakan Ettawa), jenis kambing yang banyak dibudidayakan di Menoreh. Perlu diketahui harga kambing jenis itu berkisar dua sampai tiga juta untuk kualitas biasa.
Belum lagi hasil dari kolang-kaling dan sabut aren yang juga tak kalah menggiurkan. Manfaat ekonomis seperti di atas masih belum seberapa jika dibandingkan manfaat ekologis tanaman aren di ekosistem. Tanaman aren sangat baik bagi siklus hidrologi, karena sifatnya bisa menyimpan air dan kemudian mengalirkannya pelan-pelan. Artinya dalam skala populasi tertentu, tanaman jenis ini bisa menjaga pasokan air di suatu kawasan. Profil daunnya yang lebar juga berperan penting dalam meredam momentum air hujan, sehingga menjaga bunga tanah di bawahnya dari proses denudasi/pencucian tanah.
Saya pernah mewawancarai salah seorang penyadap aren, dan beliau menceritakan bahwa beberapa penyadap menggunakan mantera tertentu selama proses penyadapan. Saya tertarik pada aspek kearifan lokalnya, di mana dalam mantera tersebut terkandung penghargaan terhadap binatang musang luwak (Paradoxurus hermaphroditus).
Mengapa musang luwak? Binatang ini memang diyakini menjadi agen pemencar biji aren, menjadikan tanaman-tanaman muda yang baru. Tanaman yang tumbuh dari proses dispersal oleh musang luwak ini juga lebih bagus dibanding dari proses biasa. Menjadi ironi saat belakangan ini populasi binatang berjasa itu kian terdesak oleh perburuan. Akankah nasib aren di Menoreh akan berakhir pada kehancuran, ataukah potensinya akan kian tergali? Biarlah waktu yang akan menjawabnya.
0 comments